Saturday, March 9, 2019

Sejarah B2P2TOOT ( Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional)


SSejarah B2P2TOOT ( Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional)

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan pengembangan kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO),serta merupakan unit Pelaksanaan Teknis Badan Litbang Kesehatan yang berdiri sejak tahun 1948. Pada awalnya balai ini bernama Hortus Medicus Tawangmangu yang di dirikan oleh RM.Santoso (almarhum), yang di bantu oleh Prof. Dr. Sutarman sebagai cabang laboraturium pharmacotherapie, Klaten. Atas kerja keras dan semangat serta jasa RM.Santoso  Hortus Medicus Tawangmangu secara resmi  administratif di hidupkan pada tahun 1950 dalam lingkungan lembaga Eijkman.


 





Secara berturut-turut dengan berubahanya kebijakan pemerintah pada tanggal 1 Juni 1955, 8 Juni 1963, 25 Juli 1968, dan 8 November 1968 Hortus  Medicus Tawangmangu berada di bawah pengawasan dan tangungg jawab Lembaga Farmakoterapi Departemen kesehatan c.q. Direktorat Jendral Farmasi dan Lembaga Farmasi nasional di Jakarta. Sejak tanggal 9 Juli 1975 Hortus Medicus Tawangmangu berada di bawah pengawasan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Direktorat Jendral Pengawasan obat dan Makanan di Jakarta.
Dasar pertimbangan bahwa Hortus Medicus Tawangmangu adalah tempat penelitian tanaman obat, dan sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 149/Men.Kes/SK/IV/78 pada tanggal 28 April 1978, maka Hortus Medicus Tawangmangu diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Dep. Kes. RI dam dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang bertangung jawab  kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi. Transformasi I sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai bahan JAMU untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakyat.








Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan  Permenkes No. 491 tahun 2006 tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II tersebut memberikan amanah untuk melestarikan, membudidayakan, dan mengembangkan TOOT dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Era persaingan, globalisasi dan keterbukaan, mendorong manusia dan negara menggali, memanfaatkan, mengembangkan budaya kesehatan dan sumber daya lokal untuk pembangunan kesehatan. Ini berdampak pada Transformasi III B2P2TOOT, dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010 Tentang Saintifikasi JAMU, Penelitian Berbasis Pelayanan. Sejak tahun 2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke hilir, mulai dari riset tumbuhan obat dan JAMU, pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi, menajemen bahan JAMU, penelitian iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi sampai dengan community empowerment.

Visi dan Misi
Visi :
 “ Masyarakat sehat dengan jamu yang aman dan berkhasiat”
Misi :
a.    Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
b.    Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
c.    Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional.
sarana dan Prasarana
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu dalam melaksnakan tugas dan fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana yang meliputi 1 unit gedung kantor untuk administrasi, 1 unit gedung pertemuan dengan daya tampung  400 orang, perpustakaam dengan 1.238 koleksi pustaka berupa jurnal ilmiah, majalah ilmiah, dan buku-buku terbitan dalam dan luar negeri, website, mess peneliti 15 kamar, gedung laboratorium, rumah kaca 2 unit, rumah karantina, kebun koleksi dengan kurang lebih 2 ha pada ketinggian 12000 meter diatas permukaan laut (dpl) dan kurang lebih 12 ha pada ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut (dpl), dan kebun percobaan. Sampai saat ini telah terkoleksi kurang lebih 950 speies tanaman obat yang terdiri dari tanaman keras, pohon, perdu, semak, serta tanaman semusim. Disamping itu juga di lengkapi mini museum obat tradisional, herbarium, wisata ilmiah/etalase tanamn obat serta laboratorium litbang herbal.
Pengembangan sarana dan prasarana litbang merupakan program utama dengan penyediaan fasilitas penelitian berupa gedung laboratorium beserta fasilitasnya yang reprenstatif agar mampu mewujudkan visi dan misi B2P2TOOT tawangmangu Peralatan laboratorium utama yang mendukung pelaksanaan kegiatan laboratorium. Berikut labratorium yang ada di B2P2TOOT :


a.    Laboratorium Sistematika Tumbuhan.
Laboratorium sistematika tumbuhan yaitu untuk mengidentifikasi tumbuhan / determinasi, pembuatan spesimen (herbarium, simplisia) serta dokumentasi pengelolaan tanaman obat. Tanaman obat yang akan dibuat simplisia atau jamu harus diketahui semua informasi dan di dokumentasi.
b.    Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman.
Laboratorium hama dan penyakit tanaman digunakan untuk mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman dan penelitian tentang cara pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Hama merupakan penyakit pada tanaman yang dapat merusak pertumbuhan tanaman.
c.    Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia.
Analisis makroskopis dan mikroskopis, pemeriksaan kadar senyawa aktif, isolasi dan identifikasi metabolit sekunder serta penetapan parameter standar ekstrak dan simplisia. Laboratorium ini digunakan untuk mengetahui khasiatdari suat tanaman yang akan di produksi.
d.   Laboratorium Kultur Jaringan dan Mikrobiologi
Laboratorium kultur jaringan dan Mikrobiologi untuk memperoleh bibit dan meningkatkan kandungan senyawa aktif, penetapan cemaran mikroba (angka jamur dan angka lempeng total), identifikasi mikroba dan uji aktivitas antimikroba ekstrak tanaman obat. Hal ini perlu dilakukan karna agar hasil panen yang didapat memenuhi syarat dan obat hebal yang diperolehnya menimbulkan efek terapi yang baik.
e.    Laboratorium Eksperimental & Animal House
Laboratorium eksperimental dan animal house yaitu tempat pembesaran dan perawatan hewan coba (animal house). Serta melakukan uji praklinik khasiat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional.
f.     Laboratorium Bioteknologi
Penelitian rekayasa gentik untuk memperoleh bibit unggul dan rekayasa untuk memperoleh protein terapeutik. Bibit unggul sangatlah penting untuk hasil panen yang unggul , sehingga diperlukan penelitian untuk memperoleh bibit yang unggul
DAPUS
Ditjen POM 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

No comments:

Post a Comment