Tuesday, March 12, 2019

PERADABAN ISLAM MASA KERAJAAN USMANI DI TURKI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejak berakhirnya masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah, kondisi politik umat islam kembali mengalami kemajuan berkat tiga kerajaan besar yang muncul setelahnya, yaitu Turki Usmani di Turki (1300-1922 M) yang berpusat di Istanbul, Mughal (1526-1858 M) yang berpusat di India serta menguasai anak Benua India pada awal abad ke-17, dan Safawiyah (1501-1722 M) yang berpusat di Persia. Ketiga kerajaan ini merupakan adikuasa Islam dan dunia sewaktu itu.
Diantara ketiga kerajaan adikuasa itu, wilayah Kerajaan Turki Usmanilah yang paling besar. Dengan wilayah luas, yang membentang dari Afrika Utara, Jazirah Arab, Balkan, sampai Asia Tengah. Kerajaan Turki Usmani mengandung keberagaman bangsa, budaya, dan agama. Kerajaan ini pun sanggup berkuasa sekitar 6 abad berturut-turut.
Dalam kurun waktu tersebut, Kerajaan Turki Usmani bisa menguasai wilayah yang sangat luas meliputi Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, Hejaz, Yaman, Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Maroko, Bulgaria, Hongaria, Yugoslavia, Rumania, Albania, serta Yunan di Eropa Timur.
Ditinjau dari sisi luas wilayah, sebenarnya tidak ada satu pun kerajaan Islam yang mampu menandingi Kerajaan Turki Usmani. Wilayahnya membentang dari kawasan Atlantik sampai Eufrat, dari Padang Sabana Rusia hingga Sahara, sekaligus meliputi daerah-daerah pusat kekuasaan Islam lainnya yang dibatasi oleh Laut Hitam. Selama masa kekuasaannya, Kerajaan Turki Usmani pernah melalui beberapa kali proses Islamisasi dan modernisasi yang cukup panjang.
Itulah gambaran luasnya wilayah kekuasaan Turki Usmani yang dimulai dari Asia, Afrika, sampai ke Eropa Timur berbatasan dengan Laut Hitam yang telah berhasil diwujudkan dalam sejarah peradaban Islam, sehingga Turki Usmani adalah Daulah yang paling besar dan yang paling lama berdiri dibandingkan Daulah-Daulah Islam lainnya.



1.2  Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1.      Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Turki Usmani di Turki?
2.      Bagaimana perkembangan Kerajaan Turki Usmani di Turki?
3.      Apa sebab-sebab kemunduran Kerajaan Turki Usmani di Turki?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui latar bekalang berdirinya Kerajaan Turki Usmani di Turki.
2.      Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Turki Usmani di Turki.
3.      Untuk mengetahui sebab-sebab kemunduran Kerajaan Turki Usmani di Turki.

           
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Turki Usmani di Turki
            Kerajaan Turki Usmani termasuk salah satu dari tiga kerajaan besar Islam pada masa pertengahan, selain Safawiyah dan Mughal. Kerajaan ini berasal dari dua dinasti yaitu Turki Saljuk serta Turki Usmani. Namun, akhirnya kerajaan Turki Saljuk hancur oleh serangan pasukan Mongol sehingga dinasti Turki Usmani mampu berdiri secara utuh.
            Pendiri Kerajaan Turki Usmani adalah Bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghuz salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi (Mongol) dan daerah utara negeri Tiongkok dipimpin oleh Sulaiman. Dalam jangka waktu sekitar 3 abad, mereka berpindah ke Turkistan, Persia, dan Irak. Mereka juga mulai masuk Islam sekitar abad ke-9 atau ke-10 M saat menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan pasukan Mongol, akhirnya mereka melarikan diri menuju Dinyanasti Saljuk guna mengabdi kepada penguasa yang dipimpin oleh Sultan Alauddin II.
            Di Asia Kecil dibawah kepemimpinan Artogol, mereka mengabdikan diri kapada Sultan Alauddin II yang ketika itu sedang berperang melawan pasukan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin II mendapatkan kemenangan dan memberikan hadiah berupa sebidang tanah yang terletak di Asia Kecil dekat Bizantium. Sejak saat itulah, mereka terus membina serta membangun wilayah tersebut sehingga menetapkan kota Syukud sebagai ibukota.
            Artogol meninggal dunia tahun 1289 M, kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya bernama Sultan Usmani bin Sauji bin Artogol bin Sulaimansyah bin Kia Alp (Usman bin Artogol). Putra Artogol inilah yang diyakini oleh para sejarawan sebagai pendiri Kerajaan Turki Usmani. Beliau memerintah pada tahun 1290-1326 M.  Sebagaimana sang ayah, Usman pun juga banyak berjasa terhadap Sultan Alauddin II seperti keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang Kerajaan Saljuk dan Sultan Alauddin II akhirnya terbunuh.
            Dalam sejarah, Kerajaan Saljuk terpecah belah menjadi beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak saat itulah, Kerajaan Turki Usmani dinyatakan berdiri secara resmi. Adapun penguasa pertamanya adalah Usman I.
Selanjutnya Usman I melakukan perluasan wilayah dengan cara menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1371 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikannya sebagai ibukota Daulah Turki Usmani.
Usman I meninggal dunia tahun 1326 M, kemudian digantikan oleh Orkhan (1326-1359 M). Pada masa pemerintahannya, Daulah Turki Usmani dapat menaklukan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli tahun 1330 M, Iskandar tahun 1338 M, Ankara tahun 1354 M, dan Galipoli tahun 3156 M. Daerah ini adalah bagian dari Benua Eropa yang pertama kali dilakukan oleh Daulah Turki Usmani.
Perluasan wilayah semakin dikembangkan, ketika Murad I pengganti Orkhan (1359-1389 M) mampu memantapkan keamanan dalam negeri dan melanjutkan perluasan daerah ke Benua Eropa. Beliau juga dapat menaklukan Adrianopel, Mecedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani.
Dengan ditaklukannya kota-kota tersebut, Daulah Turki Usmani telah memegang “kunci lalulintas” yang menghubungkan kerajaan-kerajaan Serbia, Bulgaria, dan Bizantium di Konstantinopel. Oleh karena itu, bagi Kaisar tidak ada pilihan lain kecuali mengakui kejayaan Daulah Turki Usmani di Eropa sehingga menyatakan berdamai dengan Sultan tersebut.
Perlu ditekankan kembali bahwa daerah-daerah taklukan ini tidak pernah dipaksa masuk Islam. Kepemimpinan pemerintahan pun tetap mereka pegang, tetapi diharuskan membayar pajak jizyah. Keadaan seperti ini seringkali dimanfaatkan mereka untuk mengadakan perlawanan dan meminta pembebasan kembali. Sehingga Sultan selanjutnya terpaksa menyerang kembali wilayah-wilayah yang sama.
Kesuksesan Sultan Murad I di Eropa diringi pula dengan keberhasilan penaklukan Asia, salah satunya Kerajaan Karman. Suatu hal penting yang dilakukan oleh Sultan Murad I adalah memilih pemuda-pemuda Kristen yang telah beragama Islam untuk dididk menjadi militer, sehingga lahirlah tentara elit di Turki yang bernama “Yenisari”.
Bayazid I menggantikan ayahnya menjadi Sultan dalam usia 34 tahun. Pada masa kekuasaannya (1389-1403 M) serangan-serangan perluasan wilayah terus dilakukan, seperti merebut Kossova pada tahun pertama pemerintahannya (1389 M) sehingga Raja Stephen Lazar terpaksa meminta perdamaian dan menyatakan diri akan bergabung bersama Sultan dengan tetap membayar upeti.
Tahun 1393 M Bayazid mengirim pasukan di bawah komando anaknya bernama Sulaiman untuk menyerang Bulgaria. Setelah mengepung selama tiga minggu, akhirnya daerah tersebut bisa dikuasai oleh umat Islam. Tidak lama kemudian kota-kota seperti Nicopolia, Weddes, dan Silistria juga ikut tunduk dengan tidak melanjutkan peperangan yang selama ini terjadi.
Ketika Bayazid mempersiapkan ekspansi ke Konstantinopel, terdapat tentara Mongol yang dipimpin oleh Timur Lank akan melakukan penyerangan ke Asia Kecil. Beliau membawa 120.000 tentara, sedangkan Timur Lank membawa 800.000 tentara. Pertempuran sengit ini terjadi di Ankara pada tahun 1420 M, tetapi baru saja memulai pertempuran tiba-tiba pasukan dari bangsa Tar-Tar yang berada di barisan Bayazid berpihak kepada Timur Lank. Maka bagaimanapun gagahnya Bayazid dalam pertempuaran tersebut yang tidak seimbang sehingga beliau bersama anaknya Musa tertawan dan wafat dalam tawanan setahun kemudian (1403 M).
Karena kekalahan Bayazid di Ankara tersebut membawa akibat buruk bagi Dinasti Turki Usmani. Penguasa-penguasa Turki Saljuk di Asia Kecil melepaskan diri dari genggaman tangan Turki Usmani. Wilayah-wilayah Serbia dan Bulgaria kekuasaan karena belum ada yang dipersiapkan Bayazid untuk menjadi Sultan penggantinya. Dinasti Usmani saat ini mengalami kehancuran kekuasaan.
Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat mengatasinya. Beliau bekerja keras dalam menyatukan negaranya dan mengembalikan kekuatan seperti semula. Sultan Muhammad I dapat menguasai kembali wilayah-wilayah kekuasaan Turki Usmani selama lebih kurang sepuluh tahun. Hal ini membuat banyak kerajaan-kerajaan Kristen Eropa merasa kaget dengan apa yang telah terjadi.
2.2 Perkembangan Kerajaan Turki Usmani di Turki
   Selama 6 abad (1294-1924 M) berkuasa, Kerajaan Turki Usmani mempunyai raja sebanyak 40 orang yang silih berganti setiap periodenya.  Dalam hal ini, maka kekuasaan Turki Usmani dapat dibagi menjadi lima periode sebagai berikut:
1.Periode pertama (1299-1402 M)
Dimulai dengan berdirinya Kerajaan Turki Usmani, melakukan ekspansi pertama, sampai dengan kehancuran sementara oleh serangan timur berasal dari pemerintahan Usman I hingga pemerintahan Bayazid.
2.Periode kedua (1402-1566 M)
Ditandai dengan adanya restorasi kerajaan secara berkala, cepatnya pertumbuhan, sampai dengan terjadinya ekspansi yang terbesar. Dari masa Muhammad I hingga Sulaiman I.
3.Periode ketiga (1566-1699 M)
Ditandai dengan kemampuan Kerajaan Turki Usmani untuk mempertahankan wilayahnya, sampai lepasnya Hongaria. Akan tetapi, kemunduran tersebut segera terjadi pada masa pemerintahan Salim II hingga Mustafa II.
4.Periode keempat (1699-1838 M)
Ditandai dengan berangsur-angsur surutnya kekuatan Kerajaan Turki Usmani serta pecahnya wilayah dari tangan penguasa, dalam masa pemerintahan Ahmad III hingga Mahmud II.
5.Periode kelima (1839-1922 M)
Ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi dari negara di bawah pengaruh ide-ide Barat, dalam masa pemerintahan Sultan al-Majid I hingga al- Majid II.
            Perkembangan wilayah Kerajaan Turki Usmani di Turki yang luas berlangsung secara cepat, serta diikuti oleh pencapaian kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan sebagai berikut:
1.Bidang Kemiliteran dan Peradaban
a)      Adanya Akademi Militer sebagai pusat pendidikan dan pelatihan.
b)      Terbentuknya tentara tangguh Jenissari serta Taujiah.
c)      Adanya Kitab Muqtadha Abhur sebagai UU Pemerintahan.
2.Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Kerajaan Turki Usmani merupakan perpaduan dari ragam kebudayaan seperti Persia, Byzantium, dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka mengambil ajaran-ajaran tentang etika dalam istana. Sedangkan, organisasi pemerintahan dan kemiliteran dapat diserap oleh Byzantium.
Adapun beberapa tokoh terkenal dari bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan sebagai berikut: Abdulrauf Al-Manawy (ahli dalam ilmu hadits dan tasawuf), Ibnu Hasan Samarkandy (ahli dalam ilmu politik), Musa Azam (ahli dalam seni), Ibnu Diba az Zabidy (ahli dalam sejarah), dan lain sebagainya.
3.Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan  politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan pun sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa Ulama’dapat menjadi hukum yang berlaku.
Oleh karena itu, ajaran-ajaran agama dapat berkembang dan mengalami kemajuan di Kerajaan Turki Usmani. Para mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama sekaligus berwenang untuk memberi fatwa resmi terhadap permasalahan keagamaan yang selama ini terjadi dalam masyarakat.
4.Bidang Ekonomi
Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang industri antara lain: Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan kain katun. Selain itu, terdapat Anatoli sebagai pusat produksi bahan tekstil, kawasan pertanian yang subur, serta sebagai pusat perdagangan dunia pada saat itu.
5.Bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, Dinasti ini mampu mendirikan sejumlah madrasah. Madrasah yang pertama didirikan adalah di Inzik (1331 M) dengan mendatangkan pengajaran dari Iran dan Mesir. Kemudian, madrasah berikutnya didirikan di Bursa, Edirne, dan Istanbul.
Madrasah di Turki Usmani dibentuk dengan memperlihatkan adanya jenjang serta materi ilmu yang diajarkan adalah Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Mantiq, Teologi, Hukum, Atronomi, Geometri, dan Retorika. Berbagai kemajuan yang diperoleh Kerajaan Turki Usmani di Turki itu tidak terlepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar, dan giat.
2.Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3.Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Konstantinopel yang   berada di titik temu antara Asia dan Eropa.
4.Selain keberanian, ketangguhan, dan kepandaian taktik yang dilakukan oleh para penguasa Kerajaan Turki Usmani di Turki sangatlah baik serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga ini turut memajukan sekaligus mempertahankan Kerajaan Turki Usmani.
2.3 Sebab-Sebab Kemundurann Kerajaan Turki Usmani di Turki
            Sebab keruntuhan Kerajaan Turki Usmani dapat dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut:
a.Faktor-Faktor Internal
Berbagai faktor internal yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Turki Usmani di Turki adalah sebagai berikut:
1.Wilayah kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan wilayah yang begitu luas, menyebabkan pemerintahan Kerajaan Turki Usmani merasa kesulitan dalam melakukan sistem administrasi terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga, masalah administrasi menjadi tidak beres. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musush dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2.Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Syiria, dan negara lain maka di negara Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dengan banyak penduduk tersebut, maka administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai. Namun, pasca kepemimpinan Sultan Sulaiman Kerajaan Turki Usmani tidak memiliki sistem administrasi yang bagus sebab penguasanya sangat lemah dalam mengatur pemerintahan.
3.Kelemahan para penguasa
Penguasa Kerajaan Turki Usmani yang dianggap tidak cakap, misal Sulatan Sulaiman II al-Qanuni. Kelemahan ini disebabkan oleh adanya kehidupan bermewah-mewah dalam istana sehingga dapat menimbulkan banyak perselisihan didalamnya.
4.Budaya pengutan liar
Budaya ini telah merajalela yang mengakibatkan terjadinya kerusakan moral, terutama dalam kalangan pejabat yang sedang merebutkan kekuasaan (jabatan).
5.Pemberontakan-pemberontakan tentara “Jennisari”
Pemberontakan Jennisari ini terjadi sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, serta 1826 M. Pada masa ini, pihak Jennisari tidak lagi menerapkan prinsipnya, keberadaannya didasari oleh keturunan dan golongan tertentu yang dapat menimbulkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6.Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terus-menerus terjadi, maka biaya pun semakin membengkak sementara belanja negara semakin meningkat sehingga perekonomian Kerajaan Turki Usmani semakin merosot tajam.
7.Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan
Kerajaan Turki Usmani dalam pengembangan Ilmu dan Teknologi mengalami kemunduran sebab hanya berpusat pada bidan militer saja. Kemajuan dalam bidang militer tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan ini merasa tidak sanggup dalam menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
b.Faktor-Faktor Eksternal
Beragam faktor eksternal yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Turki Usmani di Turki, adalah sebagai berikut:
1.Munculnya gerakan nasionalisme
Bangsa-bangsa yang tunduk kepada Kerajaan Turki Usmani (saat berkuasa) akhirnya menyadari kelemahan kerajaan ini. Dengan demikian, ketika kerajaan tersebut mengalami kemunduran, maka mereka akan bangkit untuk melawannya.
2.Terjadinya kemajuan teknologi di wilayah Barat
Dalam hal ini, Kerajaan Turki Usmani senantiasa selalu mengalami kekalahan seab mereka masih menggunakan senjata tradisional, sedangkan wilayah seperti Eropa sudah menggunakan senjata yang lebih maju dan canggih.
            Ragam faktor inilah yang menyebabkan kehancuran Kerajaan Turki Usmani di Turki itu berawal dari orang-orang Arab yang menghadapiorang-orang Turki Usmani. Mereka dalam keadaan bingung, yakni disisi lain ingin menghormati Turki Usmani sebagai cerminan persatuan kaum muslimin tetapi disisi lain juga mereka mempunyai landasan berpikir ingin memerdekakan diri dari kerajaan tersebut.














BAB III
PENUTUP
a).Kesimpulan
Kerajaan Turki Usmani pertama kali didirikan oleh kabilah Orguz yang menempati daerah Asia Tengah (Cina bagian utara). Kemenangan dalam setiap pertempuran yang terjadi banyak diraih oleh Usman I, hal ini mengakibatkan Sultan semakin bersimpati atas kerja keras yang telah dilakukan selama ini. Pada tahun 1300 M, Sultan Alauddin II terbunuh tanpa meninggalkan pewaris tahta selanjutya sehingga Usman I secara resmi memproklamasikan kemerdekaan sebagai Padisyah Al Usman (Kesultanan Usmani).
Berbagai usaha telah banyak dilakukan demi perkembangan kerajaan ini, salah satunya adalah melakukan ekspansi perluasan wilayah mulai dari semenanjung Balkan sampai daerah bagian Timur. Namun, pada akhirnya Kerajaan Turki Usmani mengalami kemunduran diawal masa pemerintahan Sultan Salim II. Hal ini sebagai titik awal masa kemunduran sebuah kerajaan yang telah berkuasa lebih dari 2 abad lamanya.
b.Saran
Saran dari penulisan makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.Diharapkan mahasiswa dan kaum muslim, senantiasa mempelajari sejarah peradaban Islam khususnya terkait dengan Kerajaan Turki Usmani di Turki secara lebih mendalam.
2.Diharapkan mahasiswa dan kaum muslim mampu untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA
Aizid, Riziem.2015.Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.Yogyakarta: Diva Press
Hitti, Phillip K.2002.History of the Arabs.Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta
Maarif, Ahmad Syafii.2007.Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
Nurhakim, Moh.2004.Sejarah dan Peradaban Islam.Malang: UMM Press
Nasution, Syamruddin.2013.Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru-Riau: Yayasan Pustaka Riau







No comments:

Post a Comment